Pages

Wednesday, December 18, 2013

JJY Edisi pertama

Jalan Jalan Yuk - Haeundae, Nampo, Beomeosa Temple, Busan Asiad Stadium, GwanganLi

Cerita ini seharusnya dipostingkan di bulan Mei, tapi karena situasi tidak memungkinkan, cerita ini baru dipostingkan hari ini.
Baiklah..
Perjalanan dimulai dari asrama kampus Youngsan University. Berjalan sekitar 15 menit menuju stasiun "Youngsan Univ", aku bersama tiga teman lainnya yaitu Fras, Pandu Dan Mutiara menggunakan subway menuju stasiun "Dongnae" sebagai stasiun tempat kami transit untuk berganti subway menuju pantai Haeundae, tujuan pertama kami.

copied from google

 Dalam rangka mengisi waktu luang sekaligus jalan-jalan untuk pertama kalinya di Busan.

copied from google
Sesampainya di Haeundae kami berjalan di pinggir pantai sambil menikmati suasana indah disana. Dan setelah beberapa saat kami disana, kami berniat untuk berpisah dan kembali bertemu pada malam hari di pantai Gwangan Li.
Kami sepakat, dan Pandu bersama Fras langsung berangkat menuju Kuil Beomeosa dan Busan Asiad Stadium.
Kuil Beomeosa adalah kuil tempat para penganut Budha beribadah. Tempat ini juga dijadikan sebagai tempat wisata. Di kuil ini dapat kita temukan berbagai bangunan tempat mereka beribadah, patung-patung dan mata air yang bisa diminum. Banyak wisatawan lokal dan wisatawan asing datang kesini, ada yang datang untuk beribadah dan ada pula yang datang hanya untuk sekedar berwisata, jalan-jalan dan berpoto-poto.
photo by me
photo by me


photo by me

photo by me



photo by me
photo by me
photo by me
photo by me

 

Tempat berikutnya yang mereka kunjungi adalah Busan Asiad Stadium, yaitu tempat berlangsungnya Piala Dunia 2002 lalu. Tak hanya stadion sepak bola, tapi semua sarana olahraga ada di sport complex ini.
photo by me

photo by me

photo by me

photo by me

photo by me

photo by me

Di tempat lain kami berkelana mengitari area Nampo. Tempat ini terkenal dengan pusat perbelanjaan underground atau bawah tanah. Namun tak hanya underground di sekitar nampo pun tersebar pusat perbelanjaan. Mulai dari harga kelas bawah hingga brand-brand terkenal pun ada disini.
Dari pusat perbelanjaan kami pun mengunjungi Busan Tower, yang juga bertempat di sekitaran area Nampo.
photo by me

Disini kita juga mendapatkan penampilan dari para pemain musik klasik dan para rapper muda.
Terakhir, kita bertemu di Pantai Gwangan Li untuk bercerita dan sharing pengalaman dari perjalanan singkat yang telah kami nikmati di tempat berbeda.



Perjalanan ini kami rangkum dalam sebuah video berdurasi singkat. Silahkan like dan share link video ini:



http://www.youtube.com/watch?v=XsfoEgEnEdc

Saturday, December 7, 2013

Mencoba "Doing and thinking out of the box".

Wow.. Sudah lama sekali, sejak februari lalu blog ini vacum dan aku cuma bisa terhanyut dalam rutinitas yang seakan menahanku keluar untuk mencari zona yang lain.
Rutinitas pagi kuliah sampai siang dan kadang sampai sore, lalu bersiap pergi bekerja hingga pagi kembali menjelang, tidur dibawah 3 jam dan kehidupan serba cepat membuat lebih dari 10 bulan berlalu dengan tak terasa.
Kini seiring berjalannya waktu, pikiran dan mindset yang stuck  membuatku tersadar bahwa ini tidak akan berarti apapun jika hanya bisa terlarut dan terhanyut dalam keadaan yang memaksaku hanya menerima melakukan dengan pasrah tanpa ada perlawanan. Lalu aku sadar bahwa aku harus melakukan sesuatu dan berpikir berbeda dari yang biasanya, keluar dari kejenuhan dan mencoba membuat peluang baik untuk masa depan di tengah padatnya aktifitas.
Dalam postingan di awal blog ini, terlihat betapa indahnya menjadi orang indonesia yang dijamu secara spesial. Ya.. awal-awal menapakkan kaki disini memang belum se-stuck sekarang yang hingga selama sekitar setahun aku hanya bisa terlena mengikuti alur rutinitas yang ada. Tapi beberapa minggu sebelum potingan ini ditulis, aku mulai mencoba mencetak kenangan indah sebagai pengalihan mindset.

Baiklah, jika dipikir-pikir, mahasiswa seperti aku memang tak terlalu mendapatkan feel sebagai mahasiswa seutuhnya, karena diwaktu luang setelah kelas selesai, mahasiswa seutuhnya akan mengekspor dirinya dalam interaksi sosial dan menyalurkan hobi atau memanjakan diri sendiri. Sedangkan yang ada di pikiranku ketika selesai kelas adalah tidur (beristirahat), karena malamnya harus bekerja untuk membiayai biaya kuliah dan kehidupan sehari-hari disini. Tapi, akhir-akhir ini aku mulai mencoba menjadi mahasiswa super, mahasiswa yang rutinitasnya padat namun bisa mengekplorasi diri seperti orang lain yang memiliki waktu luang lebih banyak. Walaupun waktu tidur yang dikurangi dan bahkan rela tidak tidur hanya untuk sekedar sharing, berbincang dan berinteraksi sosial.



Aku mulai mencoba keluar dari rutinitas, seperti ke cafe setelah selesai kelas hanya untuk mengobrol yang setidaknya bisa mendapatkan inspirasi, jalan-jalan dan hunting poto di hari satu-satunya hari libur dalam seminggu yaitu hari minggu, mencoba berbincang dengan profesor, dokter, pekerja dan mahasiswa tentang pengalamannya setelah shalat jumat, yang berarti hari itu tidak tidur dan mencoba berinteraksi sosial lebih banyak dari biasanya. Dan setelah melakukan itu semua, baru ku mengerti bahwa banyak hal yang aku lewatkan setelah lebih dari satu tahun. Bukan karena malas berinteraksi, namun rutinitas cukup membuatku stuck dan kurang kreatif.




Kuliah di luar negeri memang memberikan berjuta peulang pengubah masa depan yang lebih baik, walaupun sebenarnya pendidikan dimana saja sama. Mungkin hanya karena lingkungan, fasilitas, cara mengajar, dan rutinitas yang berbeda membuat pola pikir seorang mahasiswa pun berbeda. Tinggal bagaimana cara kita menyikapi dan mengambil peluang itu. Pilihan ada ditangan masing-masing, antara memilih terhanyut, atau menentukan arah.
Sekarang ditengah kesibukan yang ada, aku sedang membuat proyek video motivasi bagi seluruh mahasiswa dan calon mahasiswa agar belajar lebih giat dalam meraih masa depan. Doakan saja ya :)

-Bebas dalam keterbatasan- Enjoy your life :)

Tuesday, February 12, 2013

Februari 2013 di Busan

Terhitung sejak tanggal 19 oktober 2012, pertarungan di universitas kehidupan dimulai pada level yang lebih tinggi dari sebelumnya.
Saat itu, mulailah aku menjadi seorang pekerja malam. Demi membiayai biaya kuliah dan biaya kehidupan di Korea. Bekerja 10jam dimalam hari, istirahat dengan total 1jam 50menit yang terbagi dalam 5 waktu dimalam hari. 10menit untuk istirahat pertama, 1jam di istirahat kedua, 10menit di istirahat ketiga, 30mnt di istirahat keempat. Total perjalanan 2jam 20mnt pulang pergi.
Setelah siangnya harus bergelut dengan mata kuliah yang ditempuh selama 3jam dan 6jam di hari senin. Tidur pun hanya sekitar 3jam setiap harinya.
Kini, libur kuliah sudah hampir habis. Dimulai dari akhir desember dan akan berakhir di akhir februari. Ini memberikanku nafas yang lebih panjang dibanding ketika masa perkuliahan masih ada. Saat masa liburan tiba, tidur pun lebih panjang, yaitu sekitar 5-6jam. Itu pun jika ketika pulang bekerja dapat langsung beristirahat.
Hari ini tepatnya 13 Februari 2013, merupakan hari dimana aku harus bekerja setelah 5 hari terakhir libur bekerja dikarenakan ada hari besar 설날 (Tahun baru korea), dan setelah lama tidak menulis blog ini, akhirnya pagi ini dapat ku singgahi blog yang lama tidak ku buka.
Setelah lama hidup seperti robot dan zombie, akhirnya di hari libur 설날, kehidupan sedikit kembali normal. Dan mulai hari ini, semuanya akan kembali. Berharap akan lebih enjoy dan menyenangkan, namun disisi lain, melihat jadwal yang lebih padat di semester berikutnya yang sebentar lagi akan tiba, dimana akan ada rutinitas 2 hari tidak tidur. Ya, memang tak mudah namun tidak menutup kemungkinan untuk mampu menjalaninya dengan ikhlas sepenuh hati.
Oleh sebab itu, saat liburan tiba, aku mencoba menghibur diri untuk berlibur bersama teman-teman seperjuangan yang juga membutuhkan refreshing ditengah kesibukan masing-masing. Akhirnya kami sepakat untuk bermain ski di daerah Muju, di Muju Resort. Walau sedih karena tidak semua rekan seperjuangan mengikuti kegiatan yang diadakan oleh para aktifis Mesjid Al-Fatah Dusil.




*) Half of happy family at Korea

Perjalanan sekitar 4 jam menuju tempat tujuan akhirnya kami sampai di Muju Resort. Sepulangnya dari sana, kami semua beristirahat menghabiskan masa liburan kami yang tepatnya hari ini kamu sudah harus bekerja kembali.
Mungkin tak semua orang mengerti dan mampu bertahan dalam keadaan seperti ini. Rutinitas yang mengaburkan prioritas. Hingga makan dan beristirahat pun terkadang menjadi sebuah pilihan, salah satu harus dipilih demi mempertahankan ketahanan fisik dalam menjalani kehidupan disini. Namun lambat laun, beberapa orang dari kami mulai terbiasa dengan ritme seperti ini, dan mampu mengubah pilihan menjadi kewajiban.
Scene dari universitas kehidupan kali ini mengujiku dalam pemilihan prioritas antara kewajiban menempuh studi, bekerja untuk membiayai kehidupan, menjaga daya tahan tubuh dan memanjakan diri sebagaimana selayaknya memenuhi hak tubuh untuk beristirahat. Dan itu semua hanya diberikan waktu 24jam setiap harinya untuk dibagikan ke seluruh prioritas tersebut.