Pages

Friday, January 31, 2014

Haruskah Indonesia memiliki internet cepat?

photo from google.com

Ini awal bulan Februari di tahun 2014, ditengah berbagai kemajuan Indonesia, saya sedikit tercengang dikala melihat berita yang diposting oleh Kompas mengenai Menkominfo yang berbicara mengenai internet di Indonesia.
Di postingan tersebut (Menkominfo: kalau internet cepat mau dipakai buat apa?) dikatakan, dalam tweetnya Tifatul Sembiring, Indonesia di targetkan kota-kota besarnya akan memiliki kecepatan internet sekitar 2Mbps-8Mbps di tahun 2015.

Tahun 2015? Come on dude!

Saat ini saja Korea Selatan memiliki kecepatan internet sebesar 14,2Mbps-44,8Mbps. Data data tersebut bisa dilihat di Wikipedia, Internet speed in South Korea dan jika ingin melihat index download atau upload bisa di lihat di Net Index.

Nah, jika melihat data-data diatas biasanya ada berbagai komentar dan tanggapan offense dari para pembaca atau bahkan Menkominfo sendiri. Antara lain:
  • "Data diatas kan bisa jadi tidak akurat atau bahkan salah besar"
  • "Data diatas mungkin benar, tapi jangan bandingkan dengan Indonesia dong, Korea Selatan kan memang termasuk 10 negara dengan internet tercepat"
  • "Kalau mau membandingkan jangan dengan Korea Selatan dong, ga seimbang, ga adil, harus satu tingkatan"
  • "Di Indonesia buat apa sih Internet cepat, paling buat media sosial seperti Facebook, Twitter, E-mail dan lainnya yang sejenis kan?"
  • "Dana yang dianggarkan kan terbatas"
  • "Ah tau apa sih orang yang menulis postingan ini, gatau sih dilapangan itu seperti apa, untuk ...... bla bla bla ..... aja kita susah "

Yaa.. Tanggapan seperti itu memang wajar. Tapi coba kita pikirkan lagi. Memang yang kita bandingkan memang jauh berbeda, yaitu Indonesia dengan Korea Selatan. Terlepas dari akurat atau tidaknya data tersebut, golongan tingkat kecepatan internet dua negara ini memang berbeda. Namun apa tidak termotivasi untuk memiliki kecepatan yang minimal menyamai?
Saya memang tidak terlalu tahu, mengerti dan paham dengan apa yang terjadi dengan cara, program yang dijalankan dan kendala apa yang dimiliki pemerintah terkait peningkatan kecepatan internet di Indonesia, Tapi..
Saya yakin, Indonesia bisa memiliki internet cepat seperti Korea Selatan. Namun sampai sekarang mengapa tidak? Entahlah mungkin terlalu banyak alasan, alasan kendala, pemborosan, atau keterbatasan dana. Saya kira alasan itu bisa diminimalisir. Ada banyak kerjasama dan bantuan negara-negara lain (maaf jika sok tahu). Contohnya saja Ridwan Kamil yang bekerja sama dengan beberapa perusahaan Eropa mampu mendapat dana bantuan 5-10juta euro.
Saya pikir sebenarnya Indonesia pun bisa berkembang sendiri kok. Caranya seperti apa? Please.. kan bisa bekerja sama dengan para pengusaha, orang-orang terkaya di indonesia, perusahaan swasta dan lain-lain. Terlepas dari itu semua, maksud saya adalah jika ada kemauan dan niat, pasti semua ada jalan keluar.

Itu masalah dana. Nah, untuk masalah fungsional, ini yang penting.

Dalam menganggapi komentar dan tanggapan,
  • "Akan digunakan untuk apa?"
  • "Kurang penting meningkatkan kecepatan internet toh ga semua orang memakai internet dan ga semua orang perlu internet"
  • "Ada banyak yang harus kita urusi, kesehatan, pendidikan, kemiskinan, dibandingkan dengan kecepatan internet".
Pertama, please jangan keluar dari topik pembicaraan, untuk masalah kesehatan, pendidikan, kemiskinan itu sudah ada bagiannya tersendiri dan memiliki bahasan yang berbeda dengan kecepatan internet. Memang, tidak semua orang bergantung pada internet dan hanya orang di kota-kota besar saja yang biasanya mengeluh mengenai kecepatan internet ini. Mengapa? Ya mungkin karena kurangnya sosialitas manfaat internet ke berbagai penjuru Indonesia, jadi penggunaan internet di penjuru Indonesia hanya sedikit, dikarenakan mereka sedikit menggunakan internet.

Lalu, untuk apa menggunakan internet cepat. 

Ini dia, mungkin ini sedikit beberapa alasan mengapa orang-orang membutuhkan internet cepat:
-Keperluan akademik yang real time, di Korea Selatan, saya lakukan semuanya serba online, untuk kuliah perwalian online pun dibatas jamnya. Jadi telat sedikit, kelas sudah diambil oleh orang lain dan menjadi penuh.
-Keperluan kerja, update data realtime, transfer data dengan ukuran file yang besar, rapat streaming jika darurat. Dan lain lain..
-Perhubungan dan informasi, untuk streaming dan transfer data cctv, video realtime lalulintas. Banyak lagi kemudahan yang didapat. Data jadwal kereta, pesawat jauh lebih mudah (tidak lambat), mempermudah online booking untuk apapun.
-Hiburan, keperluan upload dan download sangat dibutuhkan untuk dunia hiburan dan entertain. Mulai dari upload vlog, online tv, dan penyelamatan dokumentasi.
Masih banyak lagi keperluan penting untuk kemudahan berinternet dengan internet cepat. Disini, transportasi umumpun sudah mengandalkan wifi, transportasi disini menggunakan transportation card yang mampu digunakan untuk bus dan subway, transaksi lain pun bisa, seperti berbelanja dan bayar taksi. Hingga dari pergantian transportasi pun, dari bus ke subway atau sebaliknya biaya yang dikenakan adalah oneway, menggunakan kartu itu. Jadi seluruh kegiatan transportasi disini terhubung semua.

Apa manfaatnya?
Sudah jelas banyak manfaatnya. Dari sedikit beberapa yang tadi dijelaskan pun sudah terlihat bahwa transfer data dengan ukuran besar akan terbantu dengan mudah, efektif waktu dan dapat kita lalukan dimana pun dan kapan pun. Akses cepat membantu seluruh kegiatan masyarakat dan kepemerintahan, kenyamanan bisnis dan lain lain.

photo from google.com

Sejauh ini, yang saya tahu mengenai penggunaan internet adalah maraknya Vlog, dan Online TV (walau di negara lain sudah lama sekali melakukan ini). Vlog, adalah Video Blog yang digunakan orang untuk membuat blog melalui visual, dalam hal ini video. Lalu di upload dan menjadikannya sebuah blog yang tidak lagi monoton, tidak berupa teks dan menarik untuk disimak. Begitu juga Online TV, banyak sekali saat ini, beberapa production house atau bahkan perorangan membuat tayangannya sendiri dengan berbagai tujuan. Ada yang hanya berupa hiburan ada juga yang memberikan pelajaran atau sharing informasi.

Dari semua yang dijelaskan, saya pikir meningkatnya kecepatan internet memacu masyarakat kita untuk menjadi kreatif, dan inovatif. Banyak juga cara untuk mendapatkan uang dari internet. Dan tentu saja ini membantu perekonomian. Tidak akan habis jika kita bahas mengenai manfaat internet cepat disini. Tapi maksud dari ditulisnya postingan ini adalah untuk memotivasi siapapun bahwa Indonesia itu negara besar, yang tidak boleh tertinggal. Dari pada kita berusaha keras mencari berbagai alasan atas belum mampunya kita, lebih baik kita berusaha keras mencari solusi lalu bertindak.

Harapan saya adalah, semoga semakin cepatnya internet di Indonesia, harganya pun tidak mahal. Jika tetap saja mahal. Itu sama saja. Hanya orang-orang berkantung tebal saja yang mampu menikmati fasilitas ini. Semoga kedepannya Indonesia memiliki fasilitas internet mumpuni dengan low cost untuk para penikmatnya agar semua penikmat internet memiliki kesempatan, peluang dan kesamaan derajat dalam menggunakan internet cepat dengan harga rendah.

Tidak ada maksud untuk offense terhadap berbagai pihak. Silahkan apabila ada saran dan kritik, dan jika ada kesalahan informasi atau data mohon diberitahu agar diperbaiki. Sebelum dan sesudahnya mohon maaf.

Semoga bermanfaat. Untuk Indonesia yang lebih baik.

Wednesday, January 29, 2014

Uniknya sifat dan watak orang-orang korea.


Tinggal lebih dari satu tahun di Korea Selatan membuatku sedikit paham dan mengerti mengenai watak dan sifat orang korea. Beberapa ciri khas orang-orang korea yang saya akan bahas disini adalah berdasarkan yang saya amati. Jika terdapat ketidak-akuratan informasi lebih dan kurangnya mohon maaf. Karena tidak semua orang korea memiliki karakter seperti yang akan saya sebutkan.

Beberapa orang korea yang saya amati, hampir semuanya memiliki kesamaan sifat, watak dan karakter. Diantaranya:

- Disiplin
Korea dikenal sebagai negara maju, industrinya berkembang pesat dan orang-orangnya pun disiplin hebat. Orang-orangnya pekerja keras, dan sangat memperhatikan waktu. Jika Jepang toleransi waktu keterlambatannya sekitar satu menit, korea memiliki toleransi sekitar 2 menit. Informasi ini berdasarkan pengamatan, dan pengalaman dari teman yang sudah pernah tinggal di korea dan jepang.

- Takut dan hormat pada aturan
Jika kita memiliki banyak kemacetan lalulintas, maka lain halnya dengan korea yang hampir tidak ada kemacetan, walaupun padat kendaraan secara keseluruhan bisa dibilang relatif lancar. Itu yang saya amati di Busan. Namun ada kejadian unik, di kota lain yang jumlah kendaraannya sangat jarang, saat lampu merah menyala mobil yang hanya ada satu, dikarenakan kota yang aku datangi sepi, saat itu berhenti. Padahal tidak ada orang yang menyebrang dan tidak ada kendaraan lain, polisi pun tidak ada. Dan tidak hanya saat itu saja, hampir semua seperti itu di korea selatan. Walau ada saja beberapa yang menerobos, namun hanya sebagian kecil dan sangat jarang.
Dalam dunia bekerja pun mereka begitu, sangat taat pada aturan.

- Individual
Orang-orang disini memang kebanyakan individual dan tidak terlalu mengurusi urusan orang lain. Bukan berarti mereka terlalu cuek dan tidak ramah, hanya saja mereka individualistis, namun disisi lain mereka menghormati urusan orang lain. 

- Senioritas 
Senioritas memang sangat kental disini, mulai dari bahasa yang digunakan untuk orang yang lebih tua yang dibedakan, hingga nurut pada perintah yang diberikan orang yang lebih tua. Tua disini dibedakan berdasarkan umur pada umumnya.
Hal yang unik dari negara ini adalah diwajibkannya setiap pria untuk wajib militer selama kurang lebih 2 tahun. Disinilah (mungkin) awal mulanya senioritas itu berasal, hingga para orang tua mengajarkan anak-anaknya untuk berlaku lebih hormat pada orang yang lebih tua. Dan memang seharusnya ini dilakukan oleh siapa saja dan di negara mana saja. Bedanya senioritas disini sangat kuat, hingga "apapun" yang dikatakan atau diperintahkan oleh orang yang lebih tua harus diikuti. Dan apa yang dilakukan oleh orang yang lebih tua, tidak boleh dilawan, walau dipukul sekalipun. Dan beberapa orang yang merasa senior biasanya suka menunjukan identitasnya sebagai seorang senior dengan cara menendang atau memukul. Tidak semua seperti itu, namun secara tidak langsung beberapa dari mereka bercanda seperti itu dan terkesan seperti menunjukan bahwa dia adalah seorang senior.

- Lebay

Ya, entah karena apa, mereka terlihat sedikit lebay atau berlebihan. Mulai dari cara mereka mengekspresikan sesuatu, berbicara, memperagakan sesuatu hingga pakaian.
Dalam mengekspresikan sesuatu, mereka terkadang berlebihan. Jika ada seorang teman yang bercanda dengan pura-pura memukul atau mencubit, mereka berteriak dengan gaya yang lebay seakan itu pukulan itu mengenainya dan sakit. Apalagi jika ada senior atau orang yang lebih tua bercanda seperti itu.
Dan yang unik adalah jika mereka sedang memperagakan sesuatu, kebanyakan mereka akan memperagakannya dengan serius dan totalitas, sehingga terlihat berlebihan, namun ini membuat orang lain mengerti apa yang dimaksud melalui visual dibandingkan dengan bahasa verba. Lalu untuk pakaian, ada beberapa yang terlihat berlebihan. Namun yang dimaksud adalah ketika seseorang memilih berbagai jenis macam pakaian untuk digunakan, banyak yang memilih pakaian rapi dan formal. Tidak seperti di Indonesia yang memakai jas dan pakaian formal lain hanya untuk acara penting, namun disini pakaian formal dan rapi adalah baju yang dapat digunakan kapan saja sesuai keinginan.

- Agak Childish
Selain berlebihan orang-orang korea terlihat kekanak-kanakan/childish, agak sulit dijelaskan namun ini terlihat jika terjadi interaksi antara seseorang dan orang yang lebih tua, atau interaksi antar pasangan. Ini ada hubungannya dengan senioritas dan berlebihan/lebay seperti yang dijelaskan tadi. Sebagai contoh, jika seorang kekasih meminta sesuatu kepada pasangannya kebanyakan adalah meminta dengan memohon sambil menarik dan mendorong lengan baju secara berulang. Walau tidak semua begitu, hal ini banyak dilakukan orang-orang korea. Masih banyak contoh lainnya, namun sulit dijelaskan.
Karakter ini pun diakui seorang dosenku yang berasal dari Amerika bahwa orang-orang korea terkesan childish.

- Menyukai Pujian
Orang-orang korea menyukai pujian. Walau setiap orang di negara manapun menyukai pujian, disini berbeda. Mereka seakan menyukai melakukan pamer. Jika ada barang baru yang dibeli, terkadang mereka memberi kode secara tidak langsung kepada siapa saja bahwa mereka memiliki barang baru dan siap untuk menerima komentar dan pujian. Sebagai contoh, jika ada seseorang yang memiliki smartphone baru, ketika bermain game (bermain game online di smartphone lumrah bagi orang-orang korea, tidak memandang umur, bahkan kakek-kakek tua pun sering memainkannya, dan ini semacam rutinitas dan trend) mereka akan menjadi lebay dan berekspresi secara berlebih untuk mendapatkan perhatian dari orang sekitarnya yang akan bertanya-tanya apa yang dilakukannya dan fokus perhatian akan berpindah pada smartphone barunya.

- Gengsi
Ini sifat atau karakteristik yang mungkin terlihat sangat menonjol disini. Orang-orang disini seakan terlihat sangat gengsi untuk banyak hal. 

Itu beberapa karakteristik, sifat atau watak orang-orang korea berdasarkan pengamatan dan cerita beberapa orang asing yang berada di korea. Walau tidak semua memiliki sifat seperti itu, namun beberapa ciri khas diatas mewakili sifat orang-orang korea.
Postingan ini ditulis adalah untuk mengungkapkan apa yang saya amati dan tidak bermaksud mendiskreditkan atau bertujuan negatif.
Terima kasih

Tuesday, January 28, 2014

New life, new episode..

 

Tepat tanggal 26 Januari 2014, aku sudah tidak lagi bekerja. Hari terakhir bekerja, ketika aku datang di tempatku bekerja, tiba-tiba aku dikejutkan oleh robot yang biasanya menemani aku bekerja sudah lenyap entah kemana. Itu tandanya aku sudah tidak lagi harus bekerja disitu. Dan pada hari ituaku bekerja di bagian lain, hanya untuk hari terakhir.
Malam itu, pekerjaanku terbilang cukup berat, tak hanya karena pekerjaannya, tapi karena kerusakan dimana-mana membuatku harus extra kerja keras. Bisa dibayangkan bagaimana capeknya hingga saat itu aku berkeringat di musim dingin.
Ya, ini adalah bagian dalam perjalananku di Universitas kehidupan, bagian dimana aku harus memulai hidup yang baru, memilih antara harus kecewa dan mengambil hikmah. Aku tahu akan ada kejutan baru didepan sana..
Tinggal disini dengan status mahasiswa yang harus membayar biaya kuliahnya sendiri membuat aku yang saat ini tidak bekerja untuk menghasilkan uang yang digunakan untuk membiayai kuliah dan kehidupan disini, merupakan konflik batin tersendiri. Aku yang kini bebas mengeksplorasi diri karena tidak memiliki rutinitas padat yang disebabkan oleh bekerja, merasa senang dan tak ada beban untuk menjalankan apa yang ingin aku lakukan, namun disisi lain, aku harus berpikir keras untuk mendapatkan uang yang harus gunakan untuk membiayai iuran semesterku. Aku sedikit bingung pada awalnya, apakah aku harus senang atau cemas.
Prinsip yang aku miliki sampai saat ini adalah segala sesuatunya harus dimanfaatkan, waktu luangku aku gunakan untuk menyalurkan hobi fotografiku, bertemu teman-teman mahasiswa yang tidak sempat aku temui untuk sekedar sharing dan berbagi informasi. Selain itu aku pun mulai mencari pekerjaan sebelum waktu perkuliahanku dimulai setelah liburan musim dingin ini.
Dengan sisa uang yang ada aku berhemat dan memulai semuanya kembali.
Yang aku tahu, uang memang perlu, namun karena uang tak menjamin kebahagiaan dan keindahan masa depan, aku coba untuk memanfaatkan liburanku kali ini dengan mencari berbagai kenalan dan pengalaman baru. Dan waktu luang ini pun adalah sebagai pengingat, bahwa aku harus lebih mendekatkan diri pada Sang Pencipta. Mungkin aku terlalu angkuh, yang menjadikan sang Maha Berkehendak menginginkanku untuk istirahat sejenak dan lebih menyinari hati dengan percikan percikan iman, agar hidup ini lebih terarah. Atau ini adalah sebuah ujian yang akan menjadikanku lebih berkelas dan lebih mampu.
Thanks God. I hope i can get the best way to get the better life episode, later! :)

Saturday, January 11, 2014

Inikah rasanya hidup merantau?

Yap, hampir satu tahun setengah aku tinggal di Korea Selatan. Sebagai mahasiswa di siang hari dan menjadi pekerja di malam hari.
Ada beberapa rasa yang berbeda yang kurasakan saat aku bertandang kesini. Mungkin karena ini kali pertama aku bertandang ke tempat yang jauh dari rumah.

1. Menghibur diri.
Kebiasaan di Indonesia yang "sedikit-sedikit kumpul, sedikit-sedikit hangout" membuatku sedikit perlu beradaptasi dengan cara menghilangkan kejenuhan yang baru.
Dulu, bermain musik bersama personil band-ku adalah hal yang paling aku suka. Berkumpul bersama teman-teman dan mengelola serta mengikuti berbagai event merupakan kesenangan tersendiri. Itu semua mampu menghilangkan kejenuhan.
Tapi, rutinitas yang hampir sama setiap harinya membuatku terkadang jenuh dalam menjalani kehidupan disini. Ya, itu resiko. Tapi tak apa, semua kujalani dengan ikhlas dan seringkali aku menghibur diri sendiri dengan melakukan sesuatu yang aku sukai dalam rangka menghilangkan kejenuhan itu sendiri. Walau kita merantau dan memiliki teman-teman yang baru, hobi menyelamatkan kita dari kejenuhan saat berada di tempat yang jauh dari rumah dan teman-teman lama.

2. Homesick
Homesick adalah perasaan yang dirasakan saat beradaptasi dengan lingkungan baru, yang biasanya perasaan rindu atau kangen terhadap rumah (kampung halaman), orangtua, dan teman-teman akan sangat terasa. Dan ini aku rasakan, dikala kejenuhan mulai melanda, disaat merasa terasingkan oleh dunia yang baru, rindu terhadap aktifitas dan rutinitas di Indonesia kerap kali dirasakan. Ini wajar, bagi siapa saja yang merantau atau bertandang ke tempat yang jauh dari rumah atau berada dalam lingkungan baru.
Kontak melalui telepon, sms, chat dan video call adalah berbagai cara menghilangkan rasa rindu atau kangen akibat homesick.

3. Terasingkan
Bagi seseorang yang terlambat beradaptasi atau sedang mengalami dan menghadapi situasi serta keadaan lingkungan yang berbeda terkadang kita merasa terasingkan. Entah itu karena tidak ada yang memperhatikan kita atau merasa teracuhkan dan merasa menjadi orang asing di tempat yang baru, kita terkadang sangat merindukan aktifitas lama bersama teman-teman lama di tempat kita tinggal dulu. Tapi semua ini adalah wajar dan bagian dari merantau.
Tergantung pada secepat apakah kita dapat beradaptasi dan mampu menyesuaikan dirilah kita dapat keluar dari situasi ini. Adakalanya kita memang harus menunjukan diri bahwa kita adalah "seseorang", dari pada kita harus merasa terasingkan. Kita sebenarnya tidak terasingkan, hanya saja belum "terlihat" oleh lingkungan yang baru. Maka solusinya adalah berbaur dan tunjukan siapa kita dan tunjukan jati diri kita bahwa kita adalah anak rantau yang mampu berinteraksi dengan lingkungan dimana kita berada.

4. Kedekatan dengan Sang Pencipta
Kadar kedekatan, sadar dan ingat kepada Sang Pencipta terkadang naik turun. Saat kita merantau terkadang kita merasa bebas dan merasa hidup adalah kita sendiri yang mengatur.
Yap. Manusiawi. Tapi entah semua orang yang merantau sama atau tidak, anak rantau akan mendapatkan situasi di satu titik dimana kita sangat bersyukur atas jalan hidup merantau dan itu akan semakin mendekatkan diri pada sang Pencipta. Semakin dekat dengan sang Pencipta dan merasakan kebesarannya dengan sangat.

5. Terinspirasi
Pergi ke suatu tempat yang berbeda tentunya akan menemukan hal yang baru dan berbeda pula. Secara tidak langsung terkadang kita membandingkan hal yang baru dan berbeda itu dikaitkan dengan hal yang ada di tempat kita berasal. Bagi yang berpikir visioner, biasanya akan muncul inspirasi dan inovasi baru pula. Dan inilah yang biasanya dirasakan dan terpikirkan oleh anak-anak rantau.
Jika beruntung, seseorang yang pulang dari perantauan akan memanfaatkan inspirasi dan inovasi baru yang mereka dapat di tanah rantau mereka untuk dijadikan sesuatu yang bermanfaat dan bermakna serta bernilai baru.

Mungkin untuk sementara segitu dulu mengenai apa yang biasanya dirasakan oleh para anak-rantau.
Sampai bertemu di postingan selanjutnya.