Tepat minggu ketiga setelah aku tidak lagi bekerja, alhamdulillah aku kembali lagi bekerja. Salah satu yang ajaib dan mengesankan, selama aku tinggal di Korea, semua perkataan dan doa seakan dikabulkan cepat atau lambat. Seringkali ucapan yang hanya sepintas, tidak hanya dari mulutku, tapi teman-teman pun merasakan hal serupa, yaitu ucapannya dikabulkan. Seperti keinginanku untuk mencoba bekerja di sebuah perusahaan perakitan mobil yang besar dan terkenal akhirnya dikabulkan. Tepat tanggal 9 Februari 2014 aku mulai bekerja disana.
Namun mungkin Allah memiliki rencana lain, baru saja aku bekerja selama lima hari, aku jatuh sakit, demam dan batuk parah saat itu. Mungkin ini karena sebelum bekerja aku terlalu over saat melakukan fitness selama seminggu terus menerus demi mendapatkan perut yang kencang dan tubuh atletis dalam rangka mengisi liburan karena tidak bekerja dan liburan kuliah. Parahnya, saat aku jatuh sakit, aku harus memaksakan diri untuk bekerja karena aku baru bekerja selama beberapa hari. Setelah dipaksakan bekerja selama 5 hari berikutnya akhirnya tepar juga, sakit semakin parah dan tak sanggup lagi untuk bekerja. Akhirnya aku memilih untuk memaksakan izin walau bos menyarankan untuk masuk kerja, tapi dia mengerti. Beberapa hari tidak masuk kerja akhirnya bos menanyakan kapan bisa masuk bekerja, namun karena kondisi yang tidak memungkinkan untuk bekerja saat itu aku meminta untuk mengundurkan diri dari tempat itu, tempat yang menjadi idaman karena terkenal dengan gaji yang cukup besar. Tapi ya sudahlah mungkin bukan rezekinya aku bekerja di tempat itu.
Namun mungkin Allah memiliki rencana lain, baru saja aku bekerja selama lima hari, aku jatuh sakit, demam dan batuk parah saat itu. Mungkin ini karena sebelum bekerja aku terlalu over saat melakukan fitness selama seminggu terus menerus demi mendapatkan perut yang kencang dan tubuh atletis dalam rangka mengisi liburan karena tidak bekerja dan liburan kuliah. Parahnya, saat aku jatuh sakit, aku harus memaksakan diri untuk bekerja karena aku baru bekerja selama beberapa hari. Setelah dipaksakan bekerja selama 5 hari berikutnya akhirnya tepar juga, sakit semakin parah dan tak sanggup lagi untuk bekerja. Akhirnya aku memilih untuk memaksakan izin walau bos menyarankan untuk masuk kerja, tapi dia mengerti. Beberapa hari tidak masuk kerja akhirnya bos menanyakan kapan bisa masuk bekerja, namun karena kondisi yang tidak memungkinkan untuk bekerja saat itu aku meminta untuk mengundurkan diri dari tempat itu, tempat yang menjadi idaman karena terkenal dengan gaji yang cukup besar. Tapi ya sudahlah mungkin bukan rezekinya aku bekerja di tempat itu.
Kembali menganggur membuatku sedikit khawatir tentang keadaan finansial yang semakin menurun dan harus membayar untuk biaya kuliah. Hari demi hari keadaanku semakin membaik, sambil menawarkan diri untuk bekerja melalui teman-temanku.
Pada tanggal 4 maret 2014 Tuhan mengizinkanku untuk kembali bekerja, bekerja di tempat yang lebih kecil dari tempat dimana aku bekerja sebelumnya, yaitu perusahaan manufaktur.
Setelah bekerja kembali, aku agak sedikit tenang mengenai keadaan finansialku, meski aku masih harus menunggu bulan depan untuk menerima gaji.
Belum sampai satu bulan aku bekerja, tuhan mengujiku kembali. Aku kehilangan handphone, handphone yang didapat dengan hampir setengah gajiku dulu. Saat itu ada sebuah acara training semacam pertemuan mahasiswa asing dari jurusan yang aku tempuh di sebuah tempat layaknya motel untuk menginap satu malam namun dengan suasana aula. Kami menyewa dua gedung, satu untuk wanita dan satu untuk para pria. Handphoneku tertinggal disana sebelum pulang dan baru sadar ketika sudah di dekat kampus sebagai tujuan akhirku. Awalnya ingin rasanya aku langsung kembali ke motel itu, namun aku lebih memilih untuk menghubungi sang pemilik motel itu terlebih dahulu karena jarak antara kampus dan motel itu cukup jauh. Kemudian sang pemilik motel itu berkata bahwa aku harus menunggu hingga proses pembersihan selesai, karena saat itu kamar dan motel sedang dibersihkan dan akan menghubungiku jika telah selesai dibersihkan. Hingga malam menjelang, kabar itu belum juga datang. Mood dan keadaan yang sudah tidak memungkinkan untuk menyusul dan kembali ke motel tersebut. Hampir setiap hari aku menghubungi pemilik motel dan akhirnya pada hari ke-4 dia menyatakan bahwa mereka tidak menemukan handphoneku. Sungguh malang..
Serangan finansial!
Semakin tua umur beranjak, keadaan finansial adalah hal yang paling utama bagi setiap pria. Berpikir untuk membangun masa depan, entah itu untuk jangka pendek atau jangka panjang. Walau uang bukan segalanya, tanpa bisa dipungkiri, uang mengubah semuanya dan semuanya butuh uang. Oleh karena itu, kondisi finansial sangat krusial.
Setelah akhirnya kembali bekerja, beberapa bulan sebelumnya aku tidak mendapatkan pemasukan. Lalu enam bulan terakhir sebelum aku menganggur, gaji yang di dapat tidak full di dapat karena cukup banyak libur karena produksi menurun menjelang ditutupnya perusahaan.
Aku bersyukur meski kondisi finansial tak sebesar teman-teman yang lainnya. Bekerja disini selain untuk membiayai kehidupan sehari-hari dan biaya kuliah, aku harus membantu orang tua, saudara dan teman-teman. Memang tidak wajib dan tidak harus memberikan bantuan finansial bagi mereka, tapi hati yang berkata lain. Nurani membimbing untuk bertidak sosialis dengan tidak memikirkan diri sendiri. Disisi lain itu sah-sah saja, tapi jika berpikir sedikit egoistis, timbul pertanyaan yang selalu membuat pikiran ini bertempur hebat, yaitu "Sudah berapa banyak persiapan finansial untuk masa depanmu?".
Nah, disini aku mulai berpikir, walau terlambat, dan baru mulai berpikir disekitar delapan bulan terakhir membuatku bingung. Aku yang terlahir di keluarga sederhana sangat ingin sekali membahagiakan orang tua. Namun aku tidak tahu bagaimana cara membahagiakan orang tua, yang aku tahu saat itu adalah dengan memberikan mereka materi. Dari awal bekerja disini, gaji pertama aku berikan sebagai tanda bahwa aku mencintai mereka. Bulan bulan berikutnya pun saat bukan bulannya untuk membayar kuliah, aku tak segan memberikan mereka setengah dari gajiku, tak peduli harus sekeras apa aku mengirit disini. Hanya itu yang bisa aku berikan pada mereka.
Suatu hari, karena suatu kondisi beberapa dari teman-teman pergi ke bank untuk mencetak saldo untuk keperluan pribadi. Tanpa sengaja aku melihat berkas -berkas yang dimiliki teman-temanku. Beberapa dari mereka memiliki safety untuk masa depannya, jumlanya sangat besar, hampir 9 kali lipat!
Apa yang dirasakan saat itu sangat campur aduk, mulai dari rasa salut, kagum dan sedih. Disatu sisi, aku merasa kagum karena mereka bisa safety sampai sebesar itu. Tapi ketika melihat persiapan finansial untuk masa depanku aku sedikit sedih. Mungkin karena tujuan dan kebutuhan yang berbeda menjadikan ini seperti bumi dan langit. Mereka diberikan rezeki labih dan ditempatkan di tempat bekerja yang memiliki gaji dua kali lipat dari yang ku miliki. Sedangkan aku yang memiliki gaji tak sebesar itu dan kebutuhan akan membantu keluarga dan orang tua, menjadikan ini semua serasa wajar.
Jika selalu melihat keatas (melihat pada yang lebih), semuanya tidak akan bisa selesai dan akan selalu sakit hati dan iri. Tidak ku sesali apa yang telah aku lakukan lalu mengubahnya menjadi bangga terhadap diriku sendiri. Aku syukuri apa yang aku dapatkan. Mulai dari kesehatan yang aku miliki, orangtua, keluarga dan temen-temanku yang bahagia membuatku menjadikanku kaya. Alhamdulillah..
Aku lebih berpikir bahwa jika kita membantu sesama yang sedang membutuhkan bantuan maka mudah-mudahan urusan kita saat kita kesusahan akan dimudahkan oleh Allah. Hanya itu yang aku percaya dan aku tanamkan dalam diri. Aku mencoba untuk tidak egois pada diri sendiri walau seharusnya aku pun harus memikirkan masa depanku. Ini cukup menjadi kejolak dalam hati.
Keluar dari itu, aku lebih menjalani hidup ini dengan bersikap baik disetiap momennya. Semoga Allah membukakan pintu rezeki sebesar-besarnya dan mencemerlangkan masa depanku, Aamiin.
Halo Mas Upay, senang telah membaca tulisan Anda. Aku berencana dalam waktu dekat ini akan berkuliah juga di Youngsan University, Ada beberapa pertanyaan yang ingin aku ajukan, boleh aku minta emailmu mas?
ReplyDeleteini emailnya: pyzpizun@yahoo.com
Delete