Pages

Saturday, April 26, 2014

Serangan finansial!

Tepat minggu ketiga setelah aku tidak lagi bekerja, alhamdulillah aku kembali lagi bekerja. Salah satu yang ajaib dan mengesankan, selama aku tinggal di Korea, semua perkataan dan doa seakan dikabulkan cepat atau lambat. Seringkali ucapan yang hanya sepintas, tidak hanya dari mulutku, tapi teman-teman pun merasakan hal serupa, yaitu ucapannya dikabulkan. Seperti keinginanku untuk mencoba bekerja di sebuah perusahaan perakitan mobil yang besar dan terkenal akhirnya dikabulkan. Tepat tanggal 9 Februari 2014 aku mulai bekerja disana.
Namun mungkin Allah memiliki rencana lain, baru saja aku bekerja selama lima hari, aku jatuh sakit, demam dan batuk parah saat itu. Mungkin ini karena sebelum bekerja aku terlalu over saat melakukan fitness selama seminggu terus menerus demi mendapatkan perut yang kencang dan tubuh atletis dalam rangka mengisi liburan karena tidak bekerja dan liburan kuliah. Parahnya, saat aku jatuh sakit, aku harus memaksakan diri untuk bekerja karena aku baru bekerja selama beberapa hari. Setelah dipaksakan bekerja selama 5 hari berikutnya akhirnya tepar juga, sakit semakin parah dan tak sanggup lagi untuk bekerja. Akhirnya aku memilih untuk memaksakan izin walau bos menyarankan untuk masuk kerja, tapi dia mengerti. Beberapa hari tidak masuk kerja akhirnya bos menanyakan kapan bisa masuk bekerja, namun karena kondisi yang tidak memungkinkan untuk bekerja saat itu aku meminta untuk mengundurkan diri dari tempat itu, tempat yang menjadi idaman karena terkenal dengan gaji yang cukup besar. Tapi ya sudahlah mungkin bukan rezekinya aku bekerja di tempat itu.
Kembali menganggur membuatku sedikit khawatir tentang keadaan finansial yang semakin menurun dan harus membayar untuk biaya kuliah. Hari demi hari keadaanku semakin membaik, sambil menawarkan diri untuk bekerja melalui teman-temanku.
Pada tanggal 4 maret 2014 Tuhan mengizinkanku untuk kembali bekerja, bekerja di tempat yang lebih kecil dari tempat dimana aku bekerja sebelumnya, yaitu perusahaan manufaktur.
Setelah bekerja kembali, aku agak sedikit tenang mengenai keadaan finansialku, meski aku masih harus menunggu bulan depan untuk menerima gaji.
Belum sampai satu bulan aku bekerja, tuhan mengujiku kembali. Aku kehilangan handphone, handphone yang didapat dengan hampir setengah gajiku dulu. Saat itu ada sebuah acara training semacam pertemuan mahasiswa asing dari jurusan yang aku tempuh di sebuah tempat layaknya motel untuk menginap satu malam namun dengan suasana aula. Kami menyewa dua gedung, satu untuk wanita dan satu untuk para pria. Handphoneku tertinggal disana sebelum pulang dan baru sadar ketika sudah di dekat kampus sebagai tujuan akhirku. Awalnya ingin rasanya aku langsung kembali ke motel itu, namun aku lebih memilih untuk menghubungi sang pemilik motel itu terlebih dahulu karena jarak antara kampus dan motel itu cukup jauh. Kemudian sang pemilik motel itu berkata bahwa aku harus menunggu hingga proses pembersihan selesai, karena saat itu kamar dan motel sedang dibersihkan dan akan menghubungiku jika telah selesai dibersihkan. Hingga malam menjelang, kabar itu belum juga datang. Mood dan keadaan yang sudah tidak memungkinkan untuk menyusul dan kembali ke motel tersebut. Hampir setiap hari aku menghubungi pemilik motel dan akhirnya pada hari ke-4 dia menyatakan bahwa mereka tidak menemukan handphoneku. Sungguh malang..

Serangan finansial!
Semakin tua umur beranjak, keadaan finansial adalah hal yang paling utama bagi setiap pria. Berpikir untuk membangun masa depan, entah itu untuk jangka pendek atau jangka panjang. Walau uang bukan segalanya, tanpa bisa dipungkiri, uang mengubah semuanya dan semuanya butuh uang. Oleh karena itu, kondisi finansial sangat krusial.
Setelah akhirnya kembali bekerja, beberapa bulan sebelumnya aku tidak mendapatkan pemasukan. Lalu enam bulan terakhir sebelum aku menganggur, gaji yang di dapat tidak full di dapat karena cukup banyak libur karena produksi menurun menjelang ditutupnya perusahaan.
Aku bersyukur meski kondisi finansial tak sebesar teman-teman yang lainnya. Bekerja disini selain untuk membiayai kehidupan sehari-hari dan biaya kuliah, aku harus membantu orang tua, saudara dan teman-teman. Memang tidak wajib dan tidak harus memberikan bantuan finansial bagi mereka, tapi hati yang berkata lain. Nurani membimbing untuk bertidak sosialis dengan tidak memikirkan diri sendiri. Disisi lain itu sah-sah saja, tapi jika berpikir sedikit egoistis, timbul pertanyaan yang selalu membuat pikiran ini bertempur hebat, yaitu "Sudah berapa banyak persiapan finansial untuk masa depanmu?".
Nah, disini aku mulai berpikir, walau terlambat, dan baru mulai berpikir disekitar delapan bulan terakhir membuatku bingung. Aku yang terlahir di keluarga sederhana sangat ingin sekali membahagiakan orang tua. Namun aku tidak tahu bagaimana cara membahagiakan orang tua, yang aku tahu saat itu adalah dengan memberikan mereka materi. Dari awal bekerja disini, gaji pertama aku berikan sebagai tanda bahwa aku mencintai mereka. Bulan bulan berikutnya pun saat bukan bulannya untuk membayar kuliah, aku tak segan memberikan mereka setengah dari gajiku, tak peduli harus sekeras apa aku mengirit disini. Hanya itu yang bisa aku berikan pada mereka. 
Suatu hari, karena suatu kondisi beberapa dari teman-teman pergi ke bank untuk mencetak saldo untuk keperluan pribadi. Tanpa sengaja aku melihat berkas -berkas yang dimiliki teman-temanku. Beberapa dari mereka memiliki safety untuk masa depannya, jumlanya sangat besar, hampir 9 kali lipat!
Apa yang dirasakan saat itu sangat campur aduk, mulai dari rasa salut, kagum dan sedih. Disatu sisi, aku merasa kagum karena mereka bisa safety sampai sebesar itu. Tapi ketika melihat persiapan finansial untuk masa depanku aku sedikit sedih. Mungkin karena tujuan dan kebutuhan yang berbeda menjadikan ini seperti bumi dan langit. Mereka diberikan rezeki labih dan ditempatkan di tempat bekerja yang memiliki gaji dua kali lipat dari yang ku miliki. Sedangkan aku yang memiliki gaji tak sebesar itu dan kebutuhan akan membantu keluarga dan orang tua, menjadikan ini semua serasa wajar.
Jika selalu melihat keatas (melihat pada yang lebih), semuanya tidak akan bisa selesai dan akan selalu sakit hati dan iri. Tidak ku sesali apa yang telah aku lakukan lalu mengubahnya menjadi bangga terhadap diriku sendiri. Aku syukuri apa yang aku dapatkan. Mulai dari kesehatan yang aku miliki, orangtua, keluarga dan temen-temanku yang bahagia membuatku menjadikanku kaya. Alhamdulillah..
Aku lebih berpikir bahwa jika kita membantu sesama yang sedang membutuhkan bantuan maka mudah-mudahan urusan kita saat kita kesusahan akan dimudahkan oleh Allah. Hanya itu yang aku percaya dan aku tanamkan dalam diri. Aku mencoba untuk tidak egois pada diri sendiri walau seharusnya aku pun harus memikirkan masa depanku. Ini cukup menjadi kejolak dalam hati.
Keluar dari itu, aku lebih menjalani hidup ini dengan bersikap baik disetiap momennya. Semoga Allah membukakan pintu rezeki sebesar-besarnya dan mencemerlangkan masa depanku, Aamiin.

Friday, February 7, 2014

"Videonya Gokil, Lucu, Ngakak, Wow, dan Mendidik" | UPAYPROJECT on YOUTUBE


Cukup banyak pilihan channel dan video untuk kita tonton ketika kita membuka YOUTUBE. Salah satu alternatifnya adalah channel UPAYPROJECT (klik disini).

Ada 3 jenis tema yang disematkan pada channel ini, antara lain Keep Real, Motivadio dan Life Documentation in Korea

KEEP REAL
Adalah sebuah tema dan judul di channel ini yang mengambil latar keseharian dan bertumpu pada artian harfiah. Berawal dari gemasnya ketika mengartikan beberapa kata dan kalimat yang dilontarkan seseorang, dimana terdapat arti yang berbeda dari yang dimaksudkan. Namun keduanya benar adanya.
Contoh video KEEP REAL:


MOTIVADIO
Adalah singkatan dari Motivational Video by UPAYPROJECT Production. Merupakan video yang dibuat untuk memotivasi siapapun yang menonton.
Contoh video MOTIVADIO:



Life Documentation in Korea
Adalah beberapa video yang dibuat dalam rangka dokumentasi ketika sedang berada di Korea.

Semoga terhibur dan tersemangati.. Tunggu video-video baru lainnya :)

Seorang wanita? dan mulai beranjak dewasa? Check this story out!

Teringat kepada seorang wanita yang sering bercerita kepada saya tentang keluarga harmonisnya. Kemudian terbesit untuk mempostingkan sebuah cerita yang menggugah rasa cinta kepada keluarganya, terutama ayah.
Tulisan dibawah ini saya postingkan ulang karena menceritakan sebuah perasaan seorang pria, khususnya seorang ayah kepada putrinya. Mungkin sebagian orang sudah pernah membaca cerita ini, namun tidak ada salahnya mengulang kembali berbagai rasa yang dirasakan ketika membacanya.
It's nice post. So, enjoy and go deeply feel it, girls! :)



Putri kecilku...yg sudah menjadi dewasa.
Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya…..Akan sering merasa kangen sekali dengan Mamanya. Lalu bagaimana dengan Papa? Mungkin karena Mama lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari,tapi tahukah kamu, jika ternyata Papa-lah yang mengingatkan Mama untuk menelponmu?

Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Mama-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng. Tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Papa bekerja dan dengan wajah lelah Papa selalu menanyakan pada Mama tentang kabarmu dan apa yang kau
lakukan seharian?

Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil……Papa biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda. Dan setelah Papa mengganggapmu bisa, Papa akan melepaskan roda bantu di sepedamu…Kemudian Mama bilang : “Jangan dulu Papa, jangan dilepas dulu roda bantunya” , Mama takut putri manisnya terjatuh lalu terluka…. Tapi sadarkah kamu? Bahwa Papa dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.

Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Mama menatapmu iba.Tetapi Papa akan mengatakan dengan tegas : “Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang” Tahukah kamu, Papa melakukan itu karena Papa tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?

Saat kamu sakit pilek, Papa yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata :”Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!”. Berbeda dengan Mama yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut. Ketahuilah, saat itu Papa benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.

Ketika kamu sudah beranjak remaja….Kamu mulai menuntut pada Papa untuk dapat izin keluar malam, dan Papa bersikap tegas dan mengatakan: “Tidak boleh!”. Tahukah kamu, bahwa Papa melakukan itu untuk menjagamu? Karena bagi Papa, kamu adalah sesuatu yang sangat – sangat luar biasa berharga.. Setelah itu kamu marah pada Papa, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu…Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Mama…. Tahukah kamu, bahwa saat itu Papa memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya, bahwa Papa sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?

Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, Papa akan memasang wajah paling cool sedunia….. :’) Papa sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu.. Sadarkah kamu, kalau hati Papa merasa cemburu?

Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Papa melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya. Maka yang dilakukan Papa adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir… Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut-larut…Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Papa akan mengeras dan Papa memarahimu.. . Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Papa akan segera datang?” Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Papa”

Setelah lulus SMA, Papa akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur. Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Papa itu semata – mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti… Tapi toh Papa tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Papa

Ketika kamu menjadi gadis dewasa….Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain…Papa harus melepasmu di bandara. Tahukah kamu bahwa badan Papa terasa kaku untuk memelukmu? Papa hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini – itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati… Padahal Papa ingin sekali menangis seperti Mama dan memelukmu erat-erat.Yang Papa lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata “Jaga dirimu baik-baik ya sayang”.Papa melakukan itu semua agar kamu KUAT…kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.

Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Papa. Papa pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.

Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Papa tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan…
Kata-kata yang keluar dari mulut Papa adalah : “Tidak…. Tidak bisa!” Padahal dalam batin Papa, Ia sangat ingin mengatakan “Iya sayang, nanti Papa belikan untukmu”. Tahukah kamu bahwa pada saat itu Papa merasa gagal membuat anaknya tersenyum?

Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana. Papa adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu. Papa akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat “putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang”

Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Papa untuk mengambilmu darinya. Papa akan sangat berhati-hati memberikan izin..Karena Papa tahu…..Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti…

Dan akhirnya….Saat Papa melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Papa pun tersenyum bahagia…. Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Papa pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis? Papa menangis karena papa sangat Bahagia!

Kemudian Papa berdoa….Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Papa berkata: “Ya Allah tugasku telah selesai dengan baik….Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik….Bahagiakanlah ia bersama suaminya….”

Setelah itu Papa hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk…

Dengan rambut yang telah dan semakin memutih….

Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya….

Papa telah menyelesaikan tugasnya….

Papa, Ayah, Bapak, atau Abah kita…Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat…

Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis…Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu…

Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa “KAMU BISA” dalam segala hal apapun.:’)

Tersenyum dan bersyukurlah ketika kamu bisa merasakan kasih sayang seorang Ayah hingga tugasnya selesai….
Jika kamu mengalaminya, Kamu adalah salah satu orang yang beruntung…




Friday, January 31, 2014

Haruskah Indonesia memiliki internet cepat?

photo from google.com

Ini awal bulan Februari di tahun 2014, ditengah berbagai kemajuan Indonesia, saya sedikit tercengang dikala melihat berita yang diposting oleh Kompas mengenai Menkominfo yang berbicara mengenai internet di Indonesia.
Di postingan tersebut (Menkominfo: kalau internet cepat mau dipakai buat apa?) dikatakan, dalam tweetnya Tifatul Sembiring, Indonesia di targetkan kota-kota besarnya akan memiliki kecepatan internet sekitar 2Mbps-8Mbps di tahun 2015.

Tahun 2015? Come on dude!

Saat ini saja Korea Selatan memiliki kecepatan internet sebesar 14,2Mbps-44,8Mbps. Data data tersebut bisa dilihat di Wikipedia, Internet speed in South Korea dan jika ingin melihat index download atau upload bisa di lihat di Net Index.

Nah, jika melihat data-data diatas biasanya ada berbagai komentar dan tanggapan offense dari para pembaca atau bahkan Menkominfo sendiri. Antara lain:
  • "Data diatas kan bisa jadi tidak akurat atau bahkan salah besar"
  • "Data diatas mungkin benar, tapi jangan bandingkan dengan Indonesia dong, Korea Selatan kan memang termasuk 10 negara dengan internet tercepat"
  • "Kalau mau membandingkan jangan dengan Korea Selatan dong, ga seimbang, ga adil, harus satu tingkatan"
  • "Di Indonesia buat apa sih Internet cepat, paling buat media sosial seperti Facebook, Twitter, E-mail dan lainnya yang sejenis kan?"
  • "Dana yang dianggarkan kan terbatas"
  • "Ah tau apa sih orang yang menulis postingan ini, gatau sih dilapangan itu seperti apa, untuk ...... bla bla bla ..... aja kita susah "

Yaa.. Tanggapan seperti itu memang wajar. Tapi coba kita pikirkan lagi. Memang yang kita bandingkan memang jauh berbeda, yaitu Indonesia dengan Korea Selatan. Terlepas dari akurat atau tidaknya data tersebut, golongan tingkat kecepatan internet dua negara ini memang berbeda. Namun apa tidak termotivasi untuk memiliki kecepatan yang minimal menyamai?
Saya memang tidak terlalu tahu, mengerti dan paham dengan apa yang terjadi dengan cara, program yang dijalankan dan kendala apa yang dimiliki pemerintah terkait peningkatan kecepatan internet di Indonesia, Tapi..
Saya yakin, Indonesia bisa memiliki internet cepat seperti Korea Selatan. Namun sampai sekarang mengapa tidak? Entahlah mungkin terlalu banyak alasan, alasan kendala, pemborosan, atau keterbatasan dana. Saya kira alasan itu bisa diminimalisir. Ada banyak kerjasama dan bantuan negara-negara lain (maaf jika sok tahu). Contohnya saja Ridwan Kamil yang bekerja sama dengan beberapa perusahaan Eropa mampu mendapat dana bantuan 5-10juta euro.
Saya pikir sebenarnya Indonesia pun bisa berkembang sendiri kok. Caranya seperti apa? Please.. kan bisa bekerja sama dengan para pengusaha, orang-orang terkaya di indonesia, perusahaan swasta dan lain-lain. Terlepas dari itu semua, maksud saya adalah jika ada kemauan dan niat, pasti semua ada jalan keluar.

Itu masalah dana. Nah, untuk masalah fungsional, ini yang penting.

Dalam menganggapi komentar dan tanggapan,
  • "Akan digunakan untuk apa?"
  • "Kurang penting meningkatkan kecepatan internet toh ga semua orang memakai internet dan ga semua orang perlu internet"
  • "Ada banyak yang harus kita urusi, kesehatan, pendidikan, kemiskinan, dibandingkan dengan kecepatan internet".
Pertama, please jangan keluar dari topik pembicaraan, untuk masalah kesehatan, pendidikan, kemiskinan itu sudah ada bagiannya tersendiri dan memiliki bahasan yang berbeda dengan kecepatan internet. Memang, tidak semua orang bergantung pada internet dan hanya orang di kota-kota besar saja yang biasanya mengeluh mengenai kecepatan internet ini. Mengapa? Ya mungkin karena kurangnya sosialitas manfaat internet ke berbagai penjuru Indonesia, jadi penggunaan internet di penjuru Indonesia hanya sedikit, dikarenakan mereka sedikit menggunakan internet.

Lalu, untuk apa menggunakan internet cepat. 

Ini dia, mungkin ini sedikit beberapa alasan mengapa orang-orang membutuhkan internet cepat:
-Keperluan akademik yang real time, di Korea Selatan, saya lakukan semuanya serba online, untuk kuliah perwalian online pun dibatas jamnya. Jadi telat sedikit, kelas sudah diambil oleh orang lain dan menjadi penuh.
-Keperluan kerja, update data realtime, transfer data dengan ukuran file yang besar, rapat streaming jika darurat. Dan lain lain..
-Perhubungan dan informasi, untuk streaming dan transfer data cctv, video realtime lalulintas. Banyak lagi kemudahan yang didapat. Data jadwal kereta, pesawat jauh lebih mudah (tidak lambat), mempermudah online booking untuk apapun.
-Hiburan, keperluan upload dan download sangat dibutuhkan untuk dunia hiburan dan entertain. Mulai dari upload vlog, online tv, dan penyelamatan dokumentasi.
Masih banyak lagi keperluan penting untuk kemudahan berinternet dengan internet cepat. Disini, transportasi umumpun sudah mengandalkan wifi, transportasi disini menggunakan transportation card yang mampu digunakan untuk bus dan subway, transaksi lain pun bisa, seperti berbelanja dan bayar taksi. Hingga dari pergantian transportasi pun, dari bus ke subway atau sebaliknya biaya yang dikenakan adalah oneway, menggunakan kartu itu. Jadi seluruh kegiatan transportasi disini terhubung semua.

Apa manfaatnya?
Sudah jelas banyak manfaatnya. Dari sedikit beberapa yang tadi dijelaskan pun sudah terlihat bahwa transfer data dengan ukuran besar akan terbantu dengan mudah, efektif waktu dan dapat kita lalukan dimana pun dan kapan pun. Akses cepat membantu seluruh kegiatan masyarakat dan kepemerintahan, kenyamanan bisnis dan lain lain.

photo from google.com

Sejauh ini, yang saya tahu mengenai penggunaan internet adalah maraknya Vlog, dan Online TV (walau di negara lain sudah lama sekali melakukan ini). Vlog, adalah Video Blog yang digunakan orang untuk membuat blog melalui visual, dalam hal ini video. Lalu di upload dan menjadikannya sebuah blog yang tidak lagi monoton, tidak berupa teks dan menarik untuk disimak. Begitu juga Online TV, banyak sekali saat ini, beberapa production house atau bahkan perorangan membuat tayangannya sendiri dengan berbagai tujuan. Ada yang hanya berupa hiburan ada juga yang memberikan pelajaran atau sharing informasi.

Dari semua yang dijelaskan, saya pikir meningkatnya kecepatan internet memacu masyarakat kita untuk menjadi kreatif, dan inovatif. Banyak juga cara untuk mendapatkan uang dari internet. Dan tentu saja ini membantu perekonomian. Tidak akan habis jika kita bahas mengenai manfaat internet cepat disini. Tapi maksud dari ditulisnya postingan ini adalah untuk memotivasi siapapun bahwa Indonesia itu negara besar, yang tidak boleh tertinggal. Dari pada kita berusaha keras mencari berbagai alasan atas belum mampunya kita, lebih baik kita berusaha keras mencari solusi lalu bertindak.

Harapan saya adalah, semoga semakin cepatnya internet di Indonesia, harganya pun tidak mahal. Jika tetap saja mahal. Itu sama saja. Hanya orang-orang berkantung tebal saja yang mampu menikmati fasilitas ini. Semoga kedepannya Indonesia memiliki fasilitas internet mumpuni dengan low cost untuk para penikmatnya agar semua penikmat internet memiliki kesempatan, peluang dan kesamaan derajat dalam menggunakan internet cepat dengan harga rendah.

Tidak ada maksud untuk offense terhadap berbagai pihak. Silahkan apabila ada saran dan kritik, dan jika ada kesalahan informasi atau data mohon diberitahu agar diperbaiki. Sebelum dan sesudahnya mohon maaf.

Semoga bermanfaat. Untuk Indonesia yang lebih baik.

Wednesday, January 29, 2014

Uniknya sifat dan watak orang-orang korea.


Tinggal lebih dari satu tahun di Korea Selatan membuatku sedikit paham dan mengerti mengenai watak dan sifat orang korea. Beberapa ciri khas orang-orang korea yang saya akan bahas disini adalah berdasarkan yang saya amati. Jika terdapat ketidak-akuratan informasi lebih dan kurangnya mohon maaf. Karena tidak semua orang korea memiliki karakter seperti yang akan saya sebutkan.

Beberapa orang korea yang saya amati, hampir semuanya memiliki kesamaan sifat, watak dan karakter. Diantaranya:

- Disiplin
Korea dikenal sebagai negara maju, industrinya berkembang pesat dan orang-orangnya pun disiplin hebat. Orang-orangnya pekerja keras, dan sangat memperhatikan waktu. Jika Jepang toleransi waktu keterlambatannya sekitar satu menit, korea memiliki toleransi sekitar 2 menit. Informasi ini berdasarkan pengamatan, dan pengalaman dari teman yang sudah pernah tinggal di korea dan jepang.

- Takut dan hormat pada aturan
Jika kita memiliki banyak kemacetan lalulintas, maka lain halnya dengan korea yang hampir tidak ada kemacetan, walaupun padat kendaraan secara keseluruhan bisa dibilang relatif lancar. Itu yang saya amati di Busan. Namun ada kejadian unik, di kota lain yang jumlah kendaraannya sangat jarang, saat lampu merah menyala mobil yang hanya ada satu, dikarenakan kota yang aku datangi sepi, saat itu berhenti. Padahal tidak ada orang yang menyebrang dan tidak ada kendaraan lain, polisi pun tidak ada. Dan tidak hanya saat itu saja, hampir semua seperti itu di korea selatan. Walau ada saja beberapa yang menerobos, namun hanya sebagian kecil dan sangat jarang.
Dalam dunia bekerja pun mereka begitu, sangat taat pada aturan.

- Individual
Orang-orang disini memang kebanyakan individual dan tidak terlalu mengurusi urusan orang lain. Bukan berarti mereka terlalu cuek dan tidak ramah, hanya saja mereka individualistis, namun disisi lain mereka menghormati urusan orang lain. 

- Senioritas 
Senioritas memang sangat kental disini, mulai dari bahasa yang digunakan untuk orang yang lebih tua yang dibedakan, hingga nurut pada perintah yang diberikan orang yang lebih tua. Tua disini dibedakan berdasarkan umur pada umumnya.
Hal yang unik dari negara ini adalah diwajibkannya setiap pria untuk wajib militer selama kurang lebih 2 tahun. Disinilah (mungkin) awal mulanya senioritas itu berasal, hingga para orang tua mengajarkan anak-anaknya untuk berlaku lebih hormat pada orang yang lebih tua. Dan memang seharusnya ini dilakukan oleh siapa saja dan di negara mana saja. Bedanya senioritas disini sangat kuat, hingga "apapun" yang dikatakan atau diperintahkan oleh orang yang lebih tua harus diikuti. Dan apa yang dilakukan oleh orang yang lebih tua, tidak boleh dilawan, walau dipukul sekalipun. Dan beberapa orang yang merasa senior biasanya suka menunjukan identitasnya sebagai seorang senior dengan cara menendang atau memukul. Tidak semua seperti itu, namun secara tidak langsung beberapa dari mereka bercanda seperti itu dan terkesan seperti menunjukan bahwa dia adalah seorang senior.

- Lebay

Ya, entah karena apa, mereka terlihat sedikit lebay atau berlebihan. Mulai dari cara mereka mengekspresikan sesuatu, berbicara, memperagakan sesuatu hingga pakaian.
Dalam mengekspresikan sesuatu, mereka terkadang berlebihan. Jika ada seorang teman yang bercanda dengan pura-pura memukul atau mencubit, mereka berteriak dengan gaya yang lebay seakan itu pukulan itu mengenainya dan sakit. Apalagi jika ada senior atau orang yang lebih tua bercanda seperti itu.
Dan yang unik adalah jika mereka sedang memperagakan sesuatu, kebanyakan mereka akan memperagakannya dengan serius dan totalitas, sehingga terlihat berlebihan, namun ini membuat orang lain mengerti apa yang dimaksud melalui visual dibandingkan dengan bahasa verba. Lalu untuk pakaian, ada beberapa yang terlihat berlebihan. Namun yang dimaksud adalah ketika seseorang memilih berbagai jenis macam pakaian untuk digunakan, banyak yang memilih pakaian rapi dan formal. Tidak seperti di Indonesia yang memakai jas dan pakaian formal lain hanya untuk acara penting, namun disini pakaian formal dan rapi adalah baju yang dapat digunakan kapan saja sesuai keinginan.

- Agak Childish
Selain berlebihan orang-orang korea terlihat kekanak-kanakan/childish, agak sulit dijelaskan namun ini terlihat jika terjadi interaksi antara seseorang dan orang yang lebih tua, atau interaksi antar pasangan. Ini ada hubungannya dengan senioritas dan berlebihan/lebay seperti yang dijelaskan tadi. Sebagai contoh, jika seorang kekasih meminta sesuatu kepada pasangannya kebanyakan adalah meminta dengan memohon sambil menarik dan mendorong lengan baju secara berulang. Walau tidak semua begitu, hal ini banyak dilakukan orang-orang korea. Masih banyak contoh lainnya, namun sulit dijelaskan.
Karakter ini pun diakui seorang dosenku yang berasal dari Amerika bahwa orang-orang korea terkesan childish.

- Menyukai Pujian
Orang-orang korea menyukai pujian. Walau setiap orang di negara manapun menyukai pujian, disini berbeda. Mereka seakan menyukai melakukan pamer. Jika ada barang baru yang dibeli, terkadang mereka memberi kode secara tidak langsung kepada siapa saja bahwa mereka memiliki barang baru dan siap untuk menerima komentar dan pujian. Sebagai contoh, jika ada seseorang yang memiliki smartphone baru, ketika bermain game (bermain game online di smartphone lumrah bagi orang-orang korea, tidak memandang umur, bahkan kakek-kakek tua pun sering memainkannya, dan ini semacam rutinitas dan trend) mereka akan menjadi lebay dan berekspresi secara berlebih untuk mendapatkan perhatian dari orang sekitarnya yang akan bertanya-tanya apa yang dilakukannya dan fokus perhatian akan berpindah pada smartphone barunya.

- Gengsi
Ini sifat atau karakteristik yang mungkin terlihat sangat menonjol disini. Orang-orang disini seakan terlihat sangat gengsi untuk banyak hal. 

Itu beberapa karakteristik, sifat atau watak orang-orang korea berdasarkan pengamatan dan cerita beberapa orang asing yang berada di korea. Walau tidak semua memiliki sifat seperti itu, namun beberapa ciri khas diatas mewakili sifat orang-orang korea.
Postingan ini ditulis adalah untuk mengungkapkan apa yang saya amati dan tidak bermaksud mendiskreditkan atau bertujuan negatif.
Terima kasih

Tuesday, January 28, 2014

New life, new episode..

 

Tepat tanggal 26 Januari 2014, aku sudah tidak lagi bekerja. Hari terakhir bekerja, ketika aku datang di tempatku bekerja, tiba-tiba aku dikejutkan oleh robot yang biasanya menemani aku bekerja sudah lenyap entah kemana. Itu tandanya aku sudah tidak lagi harus bekerja disitu. Dan pada hari ituaku bekerja di bagian lain, hanya untuk hari terakhir.
Malam itu, pekerjaanku terbilang cukup berat, tak hanya karena pekerjaannya, tapi karena kerusakan dimana-mana membuatku harus extra kerja keras. Bisa dibayangkan bagaimana capeknya hingga saat itu aku berkeringat di musim dingin.
Ya, ini adalah bagian dalam perjalananku di Universitas kehidupan, bagian dimana aku harus memulai hidup yang baru, memilih antara harus kecewa dan mengambil hikmah. Aku tahu akan ada kejutan baru didepan sana..
Tinggal disini dengan status mahasiswa yang harus membayar biaya kuliahnya sendiri membuat aku yang saat ini tidak bekerja untuk menghasilkan uang yang digunakan untuk membiayai kuliah dan kehidupan disini, merupakan konflik batin tersendiri. Aku yang kini bebas mengeksplorasi diri karena tidak memiliki rutinitas padat yang disebabkan oleh bekerja, merasa senang dan tak ada beban untuk menjalankan apa yang ingin aku lakukan, namun disisi lain, aku harus berpikir keras untuk mendapatkan uang yang harus gunakan untuk membiayai iuran semesterku. Aku sedikit bingung pada awalnya, apakah aku harus senang atau cemas.
Prinsip yang aku miliki sampai saat ini adalah segala sesuatunya harus dimanfaatkan, waktu luangku aku gunakan untuk menyalurkan hobi fotografiku, bertemu teman-teman mahasiswa yang tidak sempat aku temui untuk sekedar sharing dan berbagi informasi. Selain itu aku pun mulai mencari pekerjaan sebelum waktu perkuliahanku dimulai setelah liburan musim dingin ini.
Dengan sisa uang yang ada aku berhemat dan memulai semuanya kembali.
Yang aku tahu, uang memang perlu, namun karena uang tak menjamin kebahagiaan dan keindahan masa depan, aku coba untuk memanfaatkan liburanku kali ini dengan mencari berbagai kenalan dan pengalaman baru. Dan waktu luang ini pun adalah sebagai pengingat, bahwa aku harus lebih mendekatkan diri pada Sang Pencipta. Mungkin aku terlalu angkuh, yang menjadikan sang Maha Berkehendak menginginkanku untuk istirahat sejenak dan lebih menyinari hati dengan percikan percikan iman, agar hidup ini lebih terarah. Atau ini adalah sebuah ujian yang akan menjadikanku lebih berkelas dan lebih mampu.
Thanks God. I hope i can get the best way to get the better life episode, later! :)

Saturday, January 11, 2014

Inikah rasanya hidup merantau?

Yap, hampir satu tahun setengah aku tinggal di Korea Selatan. Sebagai mahasiswa di siang hari dan menjadi pekerja di malam hari.
Ada beberapa rasa yang berbeda yang kurasakan saat aku bertandang kesini. Mungkin karena ini kali pertama aku bertandang ke tempat yang jauh dari rumah.

1. Menghibur diri.
Kebiasaan di Indonesia yang "sedikit-sedikit kumpul, sedikit-sedikit hangout" membuatku sedikit perlu beradaptasi dengan cara menghilangkan kejenuhan yang baru.
Dulu, bermain musik bersama personil band-ku adalah hal yang paling aku suka. Berkumpul bersama teman-teman dan mengelola serta mengikuti berbagai event merupakan kesenangan tersendiri. Itu semua mampu menghilangkan kejenuhan.
Tapi, rutinitas yang hampir sama setiap harinya membuatku terkadang jenuh dalam menjalani kehidupan disini. Ya, itu resiko. Tapi tak apa, semua kujalani dengan ikhlas dan seringkali aku menghibur diri sendiri dengan melakukan sesuatu yang aku sukai dalam rangka menghilangkan kejenuhan itu sendiri. Walau kita merantau dan memiliki teman-teman yang baru, hobi menyelamatkan kita dari kejenuhan saat berada di tempat yang jauh dari rumah dan teman-teman lama.

2. Homesick
Homesick adalah perasaan yang dirasakan saat beradaptasi dengan lingkungan baru, yang biasanya perasaan rindu atau kangen terhadap rumah (kampung halaman), orangtua, dan teman-teman akan sangat terasa. Dan ini aku rasakan, dikala kejenuhan mulai melanda, disaat merasa terasingkan oleh dunia yang baru, rindu terhadap aktifitas dan rutinitas di Indonesia kerap kali dirasakan. Ini wajar, bagi siapa saja yang merantau atau bertandang ke tempat yang jauh dari rumah atau berada dalam lingkungan baru.
Kontak melalui telepon, sms, chat dan video call adalah berbagai cara menghilangkan rasa rindu atau kangen akibat homesick.

3. Terasingkan
Bagi seseorang yang terlambat beradaptasi atau sedang mengalami dan menghadapi situasi serta keadaan lingkungan yang berbeda terkadang kita merasa terasingkan. Entah itu karena tidak ada yang memperhatikan kita atau merasa teracuhkan dan merasa menjadi orang asing di tempat yang baru, kita terkadang sangat merindukan aktifitas lama bersama teman-teman lama di tempat kita tinggal dulu. Tapi semua ini adalah wajar dan bagian dari merantau.
Tergantung pada secepat apakah kita dapat beradaptasi dan mampu menyesuaikan dirilah kita dapat keluar dari situasi ini. Adakalanya kita memang harus menunjukan diri bahwa kita adalah "seseorang", dari pada kita harus merasa terasingkan. Kita sebenarnya tidak terasingkan, hanya saja belum "terlihat" oleh lingkungan yang baru. Maka solusinya adalah berbaur dan tunjukan siapa kita dan tunjukan jati diri kita bahwa kita adalah anak rantau yang mampu berinteraksi dengan lingkungan dimana kita berada.

4. Kedekatan dengan Sang Pencipta
Kadar kedekatan, sadar dan ingat kepada Sang Pencipta terkadang naik turun. Saat kita merantau terkadang kita merasa bebas dan merasa hidup adalah kita sendiri yang mengatur.
Yap. Manusiawi. Tapi entah semua orang yang merantau sama atau tidak, anak rantau akan mendapatkan situasi di satu titik dimana kita sangat bersyukur atas jalan hidup merantau dan itu akan semakin mendekatkan diri pada sang Pencipta. Semakin dekat dengan sang Pencipta dan merasakan kebesarannya dengan sangat.

5. Terinspirasi
Pergi ke suatu tempat yang berbeda tentunya akan menemukan hal yang baru dan berbeda pula. Secara tidak langsung terkadang kita membandingkan hal yang baru dan berbeda itu dikaitkan dengan hal yang ada di tempat kita berasal. Bagi yang berpikir visioner, biasanya akan muncul inspirasi dan inovasi baru pula. Dan inilah yang biasanya dirasakan dan terpikirkan oleh anak-anak rantau.
Jika beruntung, seseorang yang pulang dari perantauan akan memanfaatkan inspirasi dan inovasi baru yang mereka dapat di tanah rantau mereka untuk dijadikan sesuatu yang bermanfaat dan bermakna serta bernilai baru.

Mungkin untuk sementara segitu dulu mengenai apa yang biasanya dirasakan oleh para anak-rantau.
Sampai bertemu di postingan selanjutnya.