Chuseok atau ditulis sebagai Chusok (Hari bulan purnama) adalah hari libur resmi di Korea yang dirayakan secara besar-besaran pada bulan ke-8, hari ke-15 kalender lunar.
Perayaan ini berupa pesta makan untuk mengucapkan terima kasih atas
keberhasilan panen, sehingga juga disebut juga sebagai Hari Panen,
Festival Bulan Musim Panen, atau Hangawi ("han" = "raya", "gawi" = "tengah", "hari besar di tengah-tengah musim gugur".
Di zaman sekarang, perayaan Chuseok merupakan kesempatan orang Korea
untuk pulang ke kampung halaman untuk mengunjungi altar leluhur. Di pagi
hari, orang Korea melakukan penghormatan terhadap arwah leluhur dalam
bentuk ziarah ke makam untuk merapikan tanaman dan tanah sekitar makam.
Arwah leluhur juga disuguhi makanan, buah-buahan dan minuman. Hasil panen tahun itu juga ikut dipersembahkan kepada arwah leluhur.
Perayaan Chuseok juga merupakan kesempatan untuk berterima kasih
kepada arwah leluhur. Makanan istimewa liburan Chuseok adalah kue Songpyeon
(송편) dari tepung beras diisi kacang atau wijen. Malam sebelum Chuseok,
semua anggota keluarga akan duduk bersama membuat songpyeon sambil
melihat bulan.
Ya, begitulah chuseok yang dikutip dalam wikipedia.
Mendekati perayaan chuseok, kebahagiaan menyelimuti malam kami. Tepatnya hari jumat, pukul 17:00 [28-9-2012] mahasiswa indonesia diundang untuk makan malam di kediaman seorang profesor yang pernah datang ke Indonesia. Beliau ingin bertemu dan menjamu orang-orang indonesia. Rumah beliau berada di daerah guangali, dari rumahnya hanya 15 mnt untuk menuju pantai.
Setelah sampai disana, rumahnya standar, tidak terlalu luas namun rumahnya lebih mewah dari rumah standar di Indonesia. Ketika masuk pagar, jalannya agak sedikit menanjak dan ketika masuk yang dipijak adalah lantai 2. Lantai 1 adalah garasi. Ya. Memang rumahnya tidak lebar, namun memanjang ke atas. Rumah ini terdiri dari 3 lantai + 1 basement dengan fasilitas lengkap. Dan rumah ini pun memiliki lantai basement.
Pertama datang kami langsung duduk di halaman yang setara dengan lantai 2. Kami duduk di halaman dengan rumput jepang. Disana kami duduk dengan meja yang berjajar dilengkapi kursi. Di dekat berisan kursi kami, ada barisan panjang tempat berbagai makanan tersedia. Tak berapa lama setelah profesor berbincang dengan kami, kami dipersilahkan makan. Makanan yang tersedia sangat banyak dan beragam. Malam itu aku tak sempat mencoba semua makanan karena ketika mengambil makanan di barisan meja panjang tempat makanan berada, belum sampai ujung, makanan yang ada di piringku sudah penuh. Makanan yang tersedia banyak, mulai dari kimchi, shusi, salad, tuna, cumi-cumi, gurita mentah hingga ayam dan iga sapi pun tersedia. Kemudian makan dimulai. Setelah habis, niatnya untuk kembali melanjutkan perjalanan menyusuri sisi meja yang penuh dengan makanan itu diurungkan. Karena saat itu perut sudah penuh dengan makanan. Beberapa dari kami membawa makanan sangat banyak di piringnya hingga makanan bertumpuk. Ini memang kesempatan dalam perbaikan gizi bagi kami. Tapi ternyata ada salah satu dari temanku yang tidak suka makanan mentah tapi karena saat itu "mumpung", maka segala makanan pun di ambil. Alhasil sambil dia menahan keinginan untuk me-muntah-kannya, aku membantu sedikit menghabiskan makanan mentah itu dan sebagian lagi diberikan pada yang lain. Beruntung aku tak alergi dengan makanan mentah. Jadi saat itu memang sudah rezekinya mendapat asupan gizi lebih baik dari hari-hari biasanya.
Kesenangan malam itu belum berhenti sampai disitu, setelah itu profesor menawarkan kepada kami untuk memilih karaoke bersama atau menonton film bersama karena masih banyak waktu menjelang malam. Akhirnya kami memilih untuk karaoke. Saat itu kami berpikir bahwa jika kita ingin karaoke, kita harus pergi ke tempat karaoke di daerah pertokoan (mall) seperti di Indonesia. Ternyata kami diajak ke basement. Kami dibawa ke dalam ruangan yang cukup besar yang mampu menampung kami sebanyak + 30 orang layaknya tempat bersantai dan berkumpul dilengkapi dengan TV flat layar lebar (set kumplit home theater) kumplit dengan sound system, meja, kursi dan alat pembuat kopi disampingnya. Setelah berkumpul bersama lampu tiba-tiba sedikit diredupkan dan menyala-lah lampu disko berskala kecil bercahayakan laser merah dan hijau, kami diberi 3 buku besar berisi (mungkin) jutaan lagu, dan satu remote sebesar keyboard berisikan huruf dan angka untuk memilih lagu. Ya, ternyata ini tempat karaoke. Benar-benar tak terduga. Seperti tempat karaoke yang dipindahkan ke dalam rumah, perangkat karaoke semua tersedia lengkap, bahkan lagu indonesia pun ada disana. Beberapa teman dari kami bernyanyi, kemudian ditutup oleh lagu Gangnam Style, yang katanya saat ini lagi in banget di Indonesia. Lagu terakhir itu dinyanyikan oleh 2 anak laki-laki profesor bertubuh kekar dan tegap. Sebagian dari kami menari ala gangnam style di depan teman-teman yang lainnya. Sungguh menyenangkan.
[Pukul 20:40] Sampai disini? Ternyata tidak, setelah itu kami diajak berjalan menuju tempat yang kami pun tidak tau saat itu. Katanya kami akan di ajak ke pantai. Kami berjalan 15 menit dan sampai di depan sebuah apartment di pinggir pantai. Kami disuruh untuk naik menuju lantai 19. Dalam hati, kami bertanya-tanya "akan dibawa kemana dan akan diapakan kita?". Setelah sampai di lantai 19 ternyata kami dipersilahkan untuk melihat pemandangan. Pemandangan pantai Guangali. Disana terlihat gedung-gedung tinggi yang penuh dengan cahaya-cahaya lampu gedung, dan jembatan indah dengan sinar lampu di sepanjang jembatan yang terbentang di tengah laut mengubungkan daerah yang cukup jauh jaraknya.
*berikut photo yang di ambil dari google*
Apartment tempat kami berada, tepat di pantai di depan 2 tiang jembatan. Kami dibuatkan kopi hangat oleh profesor dan diberikan waktu 1 jam untuk berpoto dan berjalan-jalan mengitari pantai sebelum pulang.
Malam itu benar-benar fantastis dan penuh dengan kebahagiaan. Alhamdulillah.
No comments:
Post a Comment